Ratusan Warga Malalo Demo Mafia Tanah di Batusangkar

Batusangkar - Awan Pers.com// Ratusan warga Malalo Tigo Jurai, Kecamatan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar, menggelar aksi demo pada 
Kamis, (11/8/2022).
Massa memprotes perampasan tanah ulayat mereka seluas 60 hektar yang diduga kuat dilakukan mafia tanah yang bekerja sama dengan oknum-oknum di BPN Tanah Datar.

Aksi dilakukan mulai dengan iring-iringan warga dari Malalo ke Batusangkar sebagai pusat pemerintahan Kabupatan Tanah Datar. 
Sejak dari Malalo, warga dikawal oleh pihak kepolisian.
Warga Malalo yang ikut aksi terdiri dari ninik mamak (datuk), pucuk jurai, dua wali nagari, dua ketua KAN, dua ketua BPRN, alim ulama, tokoh masyarakat, bundo kandung dan tokoh pemuda Malalo Tigo Jurai terdiri dari dua nagari yaitu Guguk Malalo dan Padanglaweh Malalo.
Aksi pertama digelar di depan Kantor Bupati Tanah Datar. Orator aksi Masnaidi  meneriakkan berantas mafia tanah di Tanah Datar khususnya terhadap perampasan tanah ulayat di Malalo yang disertifikatkan secara sepihak kemudian dijual kepada investor. 
Tanah seluas 60 hektar itu tiba-tiba disertifikatkan beberapa oknum warga Sumpur. 
Kabarnya di lokasi itu akan dibangun kawasan wisata oleh pengusaha dari Jakarta yang bernama H Saleh Alwaini.

Orasi berlangsung sekitar 20 menit namun Bupati Tanah Datar Eka Putra tidak nampak keluar dari kantornya. 
Padahal rencana aksi sudah diketahui sejak beberapa hari sebelumnya.

Massa mendesak Bupati Eka Putra menetapkan batas administratif nagari karena berpotensi konflik di kemudian hari. 
"Tidak adanya batas nagari ini yang jadi peluang mafia tanah hingga terbit 22 persil sertifikat walaupun pemiliknya abal-abal dan akhirnya dikondisikan dijual pada satu orang saja," kata Masnaidi.

Karena kecewa, massa berpindah ke Kantor DPRD Tanah Datar. Namun, tidak satupun anggota DPRD sebagai perwakilan rakyat datang menemui mereka. 
Dikabarkan, seluruh anggota dewan ini pergi ke luar kota. 
"Ini lah bukti anggota dewan yang kita pilih, kalau sudah duduk enak di ruangan ber-AC, mereka tidur nyenyak," kata Masnadi.

Massa meneriakkan yel-yel berantas mafia tanah dan kekecewaan terhadap anggota dewan dan bupati. "Bupati, anggota dewaan temui kami, jangan sibuk acara-acara gunting pita dan baralek sajo," kata warga.

Kemudian massa bergerak ke Kantor BPN Tanah Datar yang letaknya sekitar 250 meter dari kantor DPRD. Di sini, polisi yang berjaga lebih ramai. Awalnya, massa langsung orasi namun tidak ada pejabat BPN yang keluar. Setelah lama berorasi, barulah Kepala BPN Tanah Datar Rubito keluar dan menerima warga. 

Warga membacakan dan memberikan 10 tuntutan mereka.

Sekitar pukul 13.30, aksi selesai dan massa membubarkan diri dengan tertib. (*)

Posting Komentar

emo-but-icon

LEMBAGA LINGKUNGAN HIDUP AMPHIBI

LEMBAGA LINGKUNGAN HIDUP AMPHIBI

Follow Us

Comments

Recent

Populer Post

item